Kandungan Aromaterapi pada Bunga Mawar
Senin, 07 Januari 2019
adalah mawar. Aroma mawar efektif pada sistem saraf
pusat.
Dua bahan dari aromaterapi mawar, sytrinol dan 2-phenyl ethyl alcohol,
Dua bahan dari aromaterapi mawar, sytrinol dan 2-phenyl ethyl alcohol,
pada mawar dikenal sebagai agen anti ansietas.
Menggunakan mawar oil mengurangi kecemasan sebesar 71% dalam persalinan
dan hanya
14% dari mereka yang membutuhkan pembiusan lokal.
Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam minyak
atsiri
bunga mawar diantaranya sitral, sitronelol, geraniol,
linalol, nerol, eugenol, feniletil, alhohol, farnesol, nonil, dan
aldehida (Rubkahwati, Purnobasuki, Isnaeni, dan Utami, 2013). Pada saat
aroma terapi minyak esensial bunga mawar dihirup, molekul yang mudah
menguap akan membawa unsur aromatic yang terkandung didalamnya
seperti geraniol dan linalol kepuncak hidung dimana
silia-silia muncul dari 44 sel-sel reseptor. Apabila molekul-molekul menempel
pada rambutrambut tersebut, suatu pesan elektro kimia akan ditranmisikan
melalui saluran olfaktori ke dalam system limbik.
Hal ini akan merangsang memori dan respon emosional. Hipotalamus yang berperan sebagai
Hal ini akan merangsang memori dan respon emosional. Hipotalamus yang berperan sebagai
regulator memunculkan pesan yang harus disampaikan ke
otak. Pesan yang diterima kemudian diubah menjadi tindakan berupa senyawa elektrokimia
yang menyebabkan perasaan tenang dan rilek serta dapat memperlancar aliraan
darah.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dengan melakukan inhalasi pada aromaterapi mampu menurunkan tingkat
kecemasan seseorang (Davis, 2005; Indrati, 2009). Butje &
Shattel (2008) juga
menyebutkan bahwa inhalasi terhadap minyak essensial
dapat meningkatkan kesadaran dan menurunkan kecemasan. Efek
positif pada sistem saraf pusat diberikan oleh molekul-molekul
bau yang terkandung dalam minyak essensial, efek positif
tersebut menghambat pengeluaran Adreno Corticotriphic Hormone (ACTH)
dimana hormon ini adalah hormon yang mengakibatkan terjadinya
kecemasan pada individu. Dampak positif aromaterapi terhadap penurunan tingkat kecemasan disebabkan karena aromaterapi diberikan
secara langsung (inhalasi).
Mekanisme melalui penciuman jauh lebih cepat dibanding rute yang lain dalam penanggulangan problem emosional seperti stress dan kecemasan, termasuk sakit kepala, karena hidung/penciuman
Mekanisme melalui penciuman jauh lebih cepat dibanding rute yang lain dalam penanggulangan problem emosional seperti stress dan kecemasan, termasuk sakit kepala, karena hidung/penciuman
mempunyai kontak langsung dengan bagian-bagian otak
yang bertugas merangsang terbentuknya efek yang ditimbulkan oleh
aromaterapi.
Hidung sendiri bukanlah organ untuk membau, tetapi
hanya memodifikasi suhu dan kelembaban udara yang masuk.
Saraf otak (cranial) pertama betanggung jawab terhadap indera
pembau dan
menyampaikan pada sel-sel reseptor. Ketika aromaterapi
dihirup, molekul yang mudah menguap dari minyak tersebut dibawa
oleh udara ke “atap” hidung dimana silia-silia yang lembut muncul
dari sel-sel reseptor. Ketika molekul-molekul itu menempel pada
rambut-rambut tersebut, suatu pesan elektro kimia akan
ditransmisikan melalui bola dan olfactory ke dalam sistem limbic.
Hal ini akan merangsang memori dan respons emosional.
Hipotalamus berperan sebagai relay
dan regulator, memunculkan pesan-pesan ke bagian otak
serta bagian tubuh yang lain. Pesan yang diterima kemudian diubah menjadi tindakan
yang berupa pelepasan senyawa elektrokimia yang menyebabkan euporia, relaks
atau sedative. Sistem limbik ini terutama digunakan untuk sistem ekspresi emosi
(Koensoemardiyah, 2009).
Aromaterapi terkenal dengan penggunaannnya dalam mengatasi
stress (Varney & Buckle, 2013), dan secara jelas, persalinan merupakan
pengalaman stress untuk hampir semua ibu. Oleh
karenanya hal ini tidak mengejutkan jika beberapa
laporan saat ini menyarankan aromaterapi untuk menurunkan stress pada kehamilan.