-->

Re-Upload - "Pengertian Semiotica/ Filsafat Simbol"

Simbol memang begitu erat dengan kebudayaan manusia, mungkin kita hidup digerakan oleh simbol-simbol, sampai manusia pun disebut makhluk dengan simbol-simbol. Maka tidaklah mengherankan bila Ernst Cassirer cenderung menyebut manusia sebagai makhluk yang menangani simbol-simbol (animal symbolicum). Ketika gunung Galunggung meletus, bencana tsunami yang meluluhlantahkan pangandaran, Ciamis dan sekitarnya. Semua ini adalah merupakan simbol ke Agungan dan ke Kuasaan Tuhan atau tanda dari Tuhan karena keserakahan, kemaksiatan telah merajalela di muka bumi, maka Tuhan memberi peringatan lewat bencana alam ini. Agar manusia sadar, ingat dan taubat kepada Tuhan atas dosa dan kemaksiatan yang telah ia perbuat.    Simbol berasal dari kata Yunani “sym-ballein” yang berarti melemparkan bersama suatu (benda, perbuatan) dikaitkan dengan suatu ide. Ada pula yang menyebutkan “symbolos” yang berarti tanda atau ciri yang memberitahukan sesuatu hal kepada seseorang. Dalam bahasa Inggris simbol berarti lambang. Simbol adalah tanda yang wujudnya dapat diserap secara indrawi dan yang ada kaitanya dalam pengalaman serta penafsiran pribadi mengenai hakikat dasar alam raya serta manusia dan keseluruhnya, maka ia memerlukan gambar untuk merangkum dan menyimpan pengalaman itu. Simbol merupakan jembatan antara dasar hakikat kenyataan yang tidak terbatas serta pengalaman dan penghayatan manusia yang terbatas.Miftahfaridsa.Site - Ini adalah tulisaan saya sebelumnya, yang di Publish pada Salah satu media ternama di Indonesia yaitu KOMPASIANA.com. Karena sekarang saya sudah tidak aktif lagi menulis di media tersebut saya hanya me Re- Upload kembali tulisan yang membahas tentang Filsafat Simbol atau dalam bahasa lain Semiotika.

Ini bukan termasuk Plagiat dong.... karena definisi Plagiat itu mengambil atau menyalin dari tulisan orang lain. Kalau ini FIX 100% tulisan saya sendiri. saya hanya menyayangkan akan tulisan sendiri yang tertipa dengan artikel orang yang baru, jadi saya tulis ulang tanpa merubahnya sedikitpun untuk koleksi pribadi saya di blog pribadi.

Untuk sebagian orang masalah Filsafat itu tidaklah menyenangkan, karena kenapa?
Jawabanya, memusingkan! saya pribadi awal-awal sangat sulit memahaminya,, untuk apa saya pelajari ilmu ini? selalu saja ada pertanyaan yang continue, setelah dapat jawaban selalu saja dihadiri pertanyaan kembali. Mungkin memang demikian konsep filsafat itu.

Mari simak di bawah ini bagi yang suka dengan 'FILSAFAT'


Semiotica/ Filsafat Simbol 

Simbol memang begitu erat dengan kebudayaan manusia, mungkin kita hidup digerakan oleh simbol-simbol, sampai manusia pun disebut makhluk dengan simbol-simbol. Maka tidaklah mengherankan bila Ernst Cassirer cenderung menyebut manusia sebagai makhluk yang menangani simbol-simbol (animal symbolicum). Ketika gunung Galunggung meletus, bencana tsunami yang meluluhlantahkan pangandaran, Ciamis dan sekitarnya. Semua ini adalah merupakan simbol ke Agungan dan ke Kuasaan Tuhan atau tanda dari Tuhan karena keserakahan, kemaksiatan telah merajalela di muka bumi, maka Tuhan memberi peringatan lewat bencana alam ini. Agar manusia sadar, ingat dan taubat kepada Tuhan atas dosa dan kemaksiatan yang telah ia perbuat.

Simbol berasal dari kata Yunani “sym-ballein” yang berarti melemparkan bersama suatu (benda, perbuatan) dikaitkan dengan suatu ide. Ada pula yang menyebutkan “symbolos” yang berarti tanda atau ciri yang memberitahukan sesuatu hal kepada seseorang. Dalam bahasa Inggris simbol berarti lambang. Simbol adalah tanda yang wujudnya dapat diserap secara indrawi dan yang ada kaitanya dalam pengalaman serta penafsiran pribadi mengenai hakikat dasar alam raya serta manusia dan keseluruhnya, maka ia memerlukan gambar untuk merangkum dan menyimpan pengalaman itu. Simbol merupakan jembatan antara dasar hakikat kenyataan yang tidak terbatas serta pengalaman dan penghayatan manusia yang terbatas.

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia karya WJS Poerwadarminta disebutkan, simbol atau lambang adalah semacam tanda, lukisan perkataan, dan sebagainya, yang menyatakan sesuatu hal, atau mengandung maksud tertentu. Misalnya, warna putih merupakan lambang kesucian, lambang padi merupakan kemakmuran, dan kopiah merupakan salah satu tanda pengenal bagi warga Negara Republik Indonesia.

Simbol dalam istilah modern adalah setiap unsur dari suatu sistem tanda-tanda. Dalam arti yang lain simbol sama dengan “citra” (image) dan menunjuk pada suatu tanda indrawi dari realitas supra-indrawi. Tanda-tanda indrawi pada dasarnya memunyai kecenderungan tertentu untuk menggambarkan realitas supra-indrawi. Dalam suatu komunitas tertentu tanda-tanda indrawi langsung dapat dipahami, misalnya, sebuah tongkat melambangkan wibawa tertinggi. Kalau suatu objek tidak dapat dimengerti secara langsung dan penafsiran terhadap objek itu bergantung pada proses-proses pikiran yang rumit, maka orang lebih suka berbicara secara alegoris.

Dalam penyimbolan upacara perkawinan di Kampung Naga pun memiliki banyak simbol yang memunyai makna falsafat, agama dan budaya. Simbol menurut Carl Gustaf  Jung (1875-1961), seorang ahli psikologi-analisa menyatakan bahwa “ simbol merupakan istilah nama  yang memunyai konotasi yang spesifik dan mengandung sesuatu yang samar atau tersembunyi”, maka diperlukan interpretasi untuk mengungkap makna yang sebenarnya terkandung didalamnya.

Paul Ricouer (1913-2005) menyatakan bahwa hidup itu sendiri adalah interpretasi, bilamana terdapat bermacam-macam makna, maka di situ interpretasi dibutuhkan. Apalagi jika simbol-simbol dilibatkan, interpretasi menjadi penting, sebab di sini terdapat makna yang memunyai multi lapisan. Interpretasi adalah kerja pikiran yang terdiri dari menguraikan arti tersembunyi di dalam arti yang tampak, mengungkap asas-asas pengertian yang tercakup di dalam pengertian harfiah. Di dalam interpretasi, kemajemukan arti dibuat tampak.

Orang boleh saja memilih simbol-simbol yang ada, kemudian ditafsirkan sesuai subjektivitasnya sendiri. Dalam menafsirkan sesuatu pasti akan terjadi perbedaan pada subjektivitas orang sesuai dengan cara yang berbeda dalam kondisi yang berbeda pula. Oleh karena itu dalam memahami simbol-simbol tersebut harus melalui interpretasi. Menurut Paul Ricouer ada tiga langkah untuk memahami dan menghayati simbol-simbol tersebut, adalah:

    Langkah simbolik, atau pemahaman dari simbol ke simbol.
    Pemberian makna oleh simbol serta ‘penggalian’ yang cermat atas makna.
    Langkah yang benar-benar filosofis, yaitu berfikir dengan menggunakan simbol sebagai titik tolaknya.

Budiono Herusatoto membedakan pengertian antara isyarat, tanda, dan simbol. Pertama, isyarat adalah sesuatu hal atau keadaan yang diberitahukan oleh subjek kepada objek. Artinya subjek selalu berbuat sesuatu untuk memberitahu kepada objek yang diberi isyarat agar objek mengetahuinya pada saat itu juga. Isyarat tidak dapat ditangguhkan pemakaiannya. Ia hanya berlaku pada saat dikeluarkan oleh subjek.

Kedua, tanda ialah suatu hal atau keadaan yang menerangkan objek kepada subjek. Tanda dapat ditangguhkan pemakaiannya. Tanda selalu menunjukkan kepada sesuatu yang riil (benda), kejadian atau tindakan.

Ketiga, simbol atau lambang ialah suatu hal atau keadaan yang memimpin pemahaman subjek kepada objek.

Simbol itu muncul dalam konteks yang sangat beragam dan digunakan untuk berbagai tujuan. Simbol juga memunyai bentuk yang berbeda, ada perbedaan kadar simbolisme dalam isyarat, tanda, dan lambang. Untuk lebih jelas kita bisa mengetahui beberapa perbedaan antara isyarat, tanda, dan lambang/ simbol melalui tabel di bawah ini.

Dalam ensiklopedi simbol disebut dalam dua arti yang berbeda di kalangan kelompok religius dan praktis, simbol dipandang sebagai ungkapan indrawi atas realitas yang transenden: dalam sistem logika dan ilmu pengetahuan, simbol atau lambang memiliki arti sebagai tanda yang abstrak. Dalam hal ini dibedakan antara tanda dan simbol. Simbol merupakan sesuatu yang dengan persetujuan bersama, dianggap sebagai gambaran atas realitas dan pemikiran. Simbol tidak menunjuk langsung pada apa yang digambarkan. Sedangkan tanda menunjuk langsung pada yang ditandakan. Misalnya, bendera Merah Putih merupakan suatu simbol, sedangkan nyala lampu lalu lintas adalah tanda. Simbol memiliki banyak arti, merangsang perasaan, dan perpartisipasi dalam dirinya, sedangkan tanda tidak. Tanda dapat diubah menurut tuntutan kecocokan.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel