Musik Tradisional Sebagai Musik Masa Depan yang diperhitungkan
Sabtu, 27 Februari 2016

Hal itu disampaikannya usai menyaksikan pertunjukan “the Soul
of West Java, Indonesian classical and contemporary dance and music”, ujar
Counsellor Pensosbud KBRI Roma, Musurifun Lajawa. Kolaborasi musik tradisional
Sunda dan musik jazz yang dipersembahkan musisi STSI Bandung dengan Krakatau
Band mendapat sambutan meriah dari sekitar 700 penonton yang memadati Aula
Magna, Universitas La Sapienza, Roma.
Prof. Dr. Franco Piperno saat menyaksikan pertunjukan
menyebutkan bahwa koloborasi musik tradisional dan kontemporer (jazz) dari
Indonesia sebagai “musik masa depan”, yang akan mempengaruhi perkembangan musik
dunia. Musik, tari, dan lagu yang juga ditampilkan STSI Bandung di Roma,
termasuk Srikandi Mustakaweni, Topeng, Silat, Merak, Jaipongan, Kecapi Piano,
Topeng Jazz dan Rampak Kendang.
Ada juga Prof. Dr. Jacob Sumardjo yang dalam lokakarya
menjelaskan sejarah dan filfasat alat-alat kesenian Sunda dari yang klasik
sampai kontemporer. Sebelum pertunjukan, Ketua STSI Bandung, Drs. Enoh, M.Hum
dan Dekan Fakultas Sastra dan Filsafat, La Sapienza, Prof. Dr. Franco Piperno
melakukan penanfdatanganan MoU kerja sama pendidikan, mencakup pertukaran
mahasiswa, pengajar serta promosi seni dan pagelaran budaya secara timbal
balik.
Sebagai langkah awal STSI Bandung menghibahkan seperangkat
Gamelan Degung kepada jurusan musik etnis (etnomusikologi), Fakultas Sastra dan
Filsafat, La Sapienza. Secara simbolis Dubes RI Roma, Mohamad Oemar atas nama
pemerintah RI dan STSI Bandung menyerahkan gamelan tersebut kepada Dekan
Fakultas Sastra dan Filsafat La Sapienza, Prof. Dr. Franco Piperno. Rombongan
STSI Bandung akan melanjutkan pertunjukan di konservatorium musik Napoli malam
ini dan di Venezia.