-->

Antara Manusia Dengan Akal

 #2
 NOORHILMI


Aku dipaku dan dirayu oleh semua indahnya nafsu!!!
Pola pikir dan otak dibajak oleh para pemberontak tuhan
Jiwaku menangis, meronta dan memekik keras menahan sakitnya penderitaan karena aotak yang dikuasai setan
Aku... manusia kurcaci berbaju baja
Aku... manusia berkepala ular dan bermulut sampah
Aku minum segelas arak dan berbicara panjang lebar tentang kasih sayang, mendulang harapan untuk memahat masa depan.
Orang bijak mengatakan
Hari lalu adalah kenangan
Hari esok adalah harapan dan
Hari ini adalah melakukan pekerjaan.
Bagiku tak ada kata muda untuk berpikir makna terdalam dan tak ada kata terlalu tua untuk berhenti berpikir karena berpikir adalah alasan manusia menjalani kehidupan.
Siang itu Si sok bijak termenung sendiri disebuah saung reyod ditepi kolam miliknya yang tidak terurus nyaris kolamnya tak berikan, hanya tampak tumbuhan-tumbuhan gulma yang hampir penuh menyelimuti permukaan kolamnya. Menjadi suatu kebiasaan baginya apabila sudah lelah bekerja di kebun, dia pun termenung sendiri di sebuah saung sambil menikmati rokok Djarum coklat dan secangkir kopi good day, kadang-kadang apabila penyakit gayalnya kumat, dia pun membuat sebuah coretan-coretan gak jelas yang dianggap itu sebuah puisi.
Tanpa ia sadari kedua sahabatnya Si bodoh dan Si Dung-dung datang, mereka berduapun berpikir untuk mengejutkan Si sok bijak sahabatnya itu, Darrr... tiba-tiba Si bodoh dan Si Dung-dung mengejutkan Si sok bijak yang sedang berusaha mencari inspirasi untuk tulisannya itu.
Eh kalian tumben datang kesini ada perlu? Si sok bijak memandang kedua sahabat dengan penuh penasaran, Si bodoh pun menjawab engga ada apa-apa aku cuman kangen saja sama kamu, aku kangen ocehan-ocehan garing kamu juga siapa tahu saja kamu sudah berhasil menyelesaikan karya puisi mahakaryamu. Aku mau jadi manusia pertama yang membaca dan mengaguminya, ha...ha..ha.. Si bodoh tertawa geli mendengar celotehnya sendiri.
Akhirnya mereka bertiga pun mulailah bercakap-cakap. Tiba-tiba entah setan dari mana yang merasukinya, tiba-tiba saja dia ngomong begini, kira-kira menurut kalian tuhan itu menurut kalian ada gak sih, terus katanya suatu saat nanti apabila dunia kita berakhir dan berganti menjadi dunia akhirat kabarnya hanya satu dari 73 golongan yang akan masuk surga. Gimana menurut kalian?
Apa...? tiba-tiba Si bodoh terperangah mendengar pertanyaan Si Dung-dung, hati-hati Dung dengan pertanyaanmu itu bisa kamu jadi orang murtad. Orang yang mengajukan pertanyaan seperti itu memang pantas disebut manusia yang dungu. Bagaimana menurut pendapat kamu Jak, Si bodoh meminta pernyataan Si sok bijak.
Si sok bijak pun terdiam kemudian dia berkata, iya dia pantas disebut dengan panggilan Si Dungu. Si Dungu pun terdiam seribu bahasa seolah menyesali ucapan yang diucapkannya.
Bodoh, dungu dengarkan saya mau berkata semoga perkataan saya ini dapat memberi penerangan dikebuntuan pemikiran kalian Si sok bijak berusaha memberikan ketenangan kepada kedua sahabatnya itu, kemudian mulailah dia berkata.
Saya akan mulai dari sebuah cerita, disebuah kampung terdapatlah seorang pemuda sok pintar tapi malas bekerja bernama Ubud Dunya atau lebih kenal dengan nama Ustad Ubud.
Suatu hari si Hardolin bermaksud menemui Ustad Ubud untuk menanyakan suatu pertanyaan yang tidak mampu ia pecahkan, ia berharap mendapatkan penjelasan yang memuaskan hatinya dari seorang Ustad gaul itu.
Sampainya di rumah Ustad sang Ustad setelahnya basa-basi yang lain mulailah si Hardolin mengajukan pertanyaan kepada sang Ustad, Pak Ustad menurut Pak Ustad tuhan ada atau tidak ada? Ya jelas ada, kamu bukti mengenai keberadaan tuhan jawab Ustad. Terus kalau seandainya saya atau makhluk lain tidak ada apakah tuhan itu tetap ada? Ustad pun menjawab penuh keseriusan, Hardolin anak muda dengarkan baik-baik, tuhan itu ada sebelum kata ada itu ada, kemudian jika kamu berkata kepada saya bukti lain tentang keberadaan tuhan terus terang saya tidak mampu untuk menjelaskan, tapi saya hanya bisa membuktikan untuk saya sendiri. Saya hanya memberitahukan keadaan hati saya sendiri dan tidak juga dapat menjamin kamu dapat percaya mengenai keyakinan saya, saya banyak sekali keperluan dan kebutuhan dan saya sering memohon kepada tuhan agar keperluan saya terpenuhi.
Dari permohonan itu ada yang dikabulkan ada juga yang tidak, saya berpikir yang dikabulkan adalah yang terbaik untuk saya dan yang tidak dikabulkan menurut saya tidak pantas diberikan kepada saya. Oleh karena itu, tuhan bagi saya pasti ADA.
Saya tahu pasti jawaban saya tidak dapat memuaskan hatimu tapi saya yakin suatu saat pasti kamu akan mengerti. Si Hardolin hanya mesem mendengar jawaban sang Ustad tapi dalam hati kecilnya mengakui perkataan ustad itu.
Setelah itu Hardolin mengajukan satu pertanyaan lagi. Pak Ustad kapan nikmatnya tidur? Sang ustad pun menjawab santai pertanyaan Si Hardolin, ya setelah tidur ketika bangun jawab sang ustad penuh keyakinan. “kalau itu sih nikmatnya bangun, bukan nikmatnya tidur” kata Si Hardolin memberi penyanggahan kepada sang ustad. Sangustad pun mulai berpikir untuk memberikan jawaban kepada Si Hardolin. “ya ketika akan tidur” jawab sang ustad sedikit ketus dengan jawabannya.
Kalau jawabannya ketika akan tidur saya lebih tidak setuju lagi pak ustad, masa kita bisa menikmati suatu hal yang belum dilakukan, tidur aja belum masa sudah bisa merasakan nikmatnya. Sang ustad pun mulai jengkel dengan pertanyaan Si Hardolin, ia pun terpaksa kembali menjawab pertanyaan Si Hardolin. “ya ketika tidur jawab sang ustad dengan penuh keraguan menjawab pertanyan Si Hardolin”.
Si Hardolin pun kembali menyanggah jawaban yang diberikan sang ustad, kalau jawabannya itu, saya teramat tidak setuju lagi. Masa kita bisa merasakan nikmatnya, mengingat saja tidak. Kalau saja ada yang menelanjangi tubuh saya, saya tidak mungkin akan merasakan yang namanya malu. Jadi mana mungkin kita bisa mengatakan nikmatnya tidur ketika tidur, sedangkan kita tidak merasakan dan mengingatnya sama sekali.
Sang ustad pun termenung seolah-olah membenarkan pernyataan Si Hardolin. Akhirnya mereka berdua pun terjebak dalam kebingungan dan ketidak tahuan.
Dari cerita diatas kita dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa begitu banyak misteri-misteri yang belum terpecahkan oleh pemikiran manusia, akan tetapi sudah menjadi suatu pitrah tuhan sengaja menjadikan otak manusia diberi kelebihan dibanding makhluk lain, yaitu kelebihan berpikir, memecahkan permasalahan dan mencari solusi dari akar permasalahan yang dihadapi.
Saya termasuk orang yang tidak setuju kepada yang berpikir bahwa filsafat adalah anak haram dalam cabang ilmu pengetahuan. Bagi saya ilmu filsafat adalah proses kematangan berpikir dari seorang manusia untuk menghilangkan keraguan dan kebimbangan dalam bertauhid.
Tapi saya mempunyai batasan tersendiri mengenai pemahaman ilmu pilsafat itu sendiri.
Bagi saya kebebasan dalam berpikir harus lah tidak melebihi batas-batas koridor yang telah ditetapkan, kita harus mampu menempatkan antara sesuatu yang mampu dipecahkan oleh akal dan sesuatu yang mempunyai keharusan untuk tetap menjadi suatu misteri, salah satu contohnya adalah esensi keberadaan tuhan eksistensi keberadaan alam semesta.
sebagian dari manusia mungkin pernah berpikir begini, apakah tuhan ada apabila alam semesta ini tidak ada, tentu kalau seandainya kita mau menjawabnya dengan akal, tentu kita akan tersesat. Karena akal kita terlalu liar, nyaris, tidak ada batas dalam berpikirsesuatu hal.
Saya setuju dengan pemikiran Immanuel Kant yang mengatakan bahwa sifatnya pemikiran manusia itu terbatas baginya, bukan takaran sejauh mana akal mampu berpikir melainkan akal itu seharusnya mampu bertanya secara kritis mengenai dasar-dasar atau alasan sahnya dianggap sebagai ilmu pengetahuan. Ini adalah aturan main berpikir bebas sebebas-bebasnya walaupun menabrak naluri dan akalnya sendiri. Akal merupakan neraca yang sengaja dirancang tuhan untuk menimbang suatu kebenaran, namun sebagian manusia lupa, malah bermaksud menimbang bukit dari neraca yang dibuat dari karton bekas.
Saya sepakat dengan perkataan seorang pemikir yang mengatakan bahwa akal itu identik dengan suatu ketidak mampuan alami bagi seorang manusia untuk memahami kehidupan.
Bagaimana menurut pendapat kalian Si Sok Bijak sambil menepuk paha Si Dung-dung yang terpelongo mendengar pemaparan Si Sok Bijak. Sejak saat itu melekatlah nama guyonan dari ketiga pemuda yang bersahabat itu, yaitu Si Ucok disebut Si Sok Bijak, Si Badhrun disebut Si Bodoh dan Si Dung-dung disebut Si Dungu. Tapi sebutan itu hanya untuk mereka saja, hanya untuk lingkungan mereka bertiga saja, tidak dijadikan untuk konsumsi orang banyak, karena hanya merekalah yang mengerti prinsip dan alasannya.
Sejak saat itu mereka terus berdiskusi untuk memecahkan dan menemukan solusi dan arti dari sebuah kehidupan.


Bersambung.................

Note: Mohon  Maaf Bila Ada Kesamaan Nama, Bukan Unsur yang disengaja.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel